Menilik Sejarah Perang Dunia I, Runtuhnya Kekuatan Jerman
KORANNTB.com – Perang Dunia I (1914-1918) bermula dari terbunuhnya pewaris tahta Austria – Hongaria, Archuke Franz Ferdinand oleh seorang anggota Tangan Hitam yang merupakan kelompok nasionalis Serbia, Gavrilo Princip saat berkunjung ke Kota Sarajevo, Bosnia pada 28 Juni 1914.
Kala itu ada dua kekuatan besar di dunia yaitu, Triple Entente terdiri dari Inggris, Prancis dan Rusia dan Triple Alliance yang terdiri dari Jerman dan Austria-Hongaria. Italia juga masuk dalam Triple Alliance, namun tidak memenuhi kewajiban sebagai anggota.
Jerman dan Prancis dikenal musuh bebuyutan sejak lama. Kebijakan Jerman selalu berupaya untuk mengisolasi Prancis. Terlebih lagi Jerman juga merebut dua provinsi perbatasan negara itu yaitu Alsace dan Lorraine setelah perang Prancis-Prusia.
Rentetan permusuhan tersebut terjadi begitu lama sebelum meledak menjadi sebuah perang dunia. Puncaknya saat pewaris tahta Austria- Hongaria Archuke Franz Ferdinand dan istrinya tewas dibunuh.
Rusia saat itu mendukung Serbia. Sementara Jerman memiliki relasi diploma yang baik dengan Austria- Hongaria.
Tiga pekan setelah pembunuhan itu terjadi, Jerman dan Austria- Hongaria mengklaim memiliki bukti keterlibatan Serbia dalam pembunuhan pewaris tahta. Austria- Hongaria kemudian mengeluarkan ultimatum kepada Serbia agar mereka dapat diizinkan menyelidiki konspirasi pembunuhan tersebut.
Para pemimpin Austria- Hongaria percaya bahwa ultimatum itu tidak akan direspon Serbia, sehingga mereka dapat menyatakan perang. Austria- Hongaria juga yakin sekutunya Jerman dapat menahan Rusia agar tidak ikut campur urusan Austria- Hongaria dan Serbia.
Meskipun Serbia menanggapi ultimatum dengan mengabulkan sebagian besar tuntutan Austria- Hongaria, namun pada 25 Juli Austria- Hongaria mengerahkan pasukan dan tiga hari kemudian menyatakan perang dengan Serbia.
Rusia telah mengetahui siasat Austria-Hongaria akan berperang dengan Serbia dengan dalih terbunuhnya pewaris tahta. Rusia pun mendukung Serbia.
Jerman yang saat itu meyakini negaranya sebagai negara terkuat, pada 1 Agustus menyatakan perang dengan Rusia. Kemudian disusul menyatakan perang kepada Prancis yang merupakan sekutu Rusia.
Inggris yang merasa memiliki kewajiban moral juga terlibat dalam perang melawan Jerman. Pemicu keterlibatan Inggris dalam perang adalah invasi Jerman kepada negara netral Belgia.
Italia yang semula bergabung bersama Jerman dan Austria-Hongaria dalam Triple Alliance justru para 1915 bergabung dengan Triple Entente. Italia akan diberikan imbalan teritorial atas perjanjian rahasia di London Inggris.
Amerika Serikat yang semula hanya bersikap netral justru paca 1917 terlibat perang dengan Jerman. Alasannya karena Jerman menggunakan serangan kapal selam kepada kapal musuh dan kapal netral.
Jutaan tentara terlibat perang dunia I yang begitu dahsyat. Termasuk Adolf Hitler muda.
Dalam analisis tingkat negara yang termuat dalam buku Richard W. Mansbach dan Kisten L. Rafferty “Introduction to Global Politics” disebut Jerman terjun dalam perang untuk menghindari Rusia tidak menjadi kuat, karena saat itu Jerman adalah negara terkuat di Eropa. Perang Austria-Hongaria dan Serbia merupakan pintu masuk.
Jerman saat itu memberikan “cek kosong” kepada Austria-Hongaria yang memiliki arti boleh melakukan apa saja terhadap Serbia.
Tidak hanya kepentingan Jerman dalam perang dunia I. Nasionalisme yang tumbuh di Rusia menekan agar membantu Serbia, nasionalisme Prancis menuntut agar dua provinsi yang hilang diambil Jerman dapat kembali lagi. Nasionalisme tumbuh di mana-mana yang membawa kepada satu keputusan paling mematikan, perang!
Runtuhnya Jerman
Perang berakhir dengan kekalahan Jerman. Meskipun tidak ada tentara musuh yang ada di tanah Jerman, namun rakyat Jerman menderita. Kelaparan di mana-mana akibat blokade Inggris atas pelabuhan-pelabuhan Jerman.
Sebagian besar pasukan Amerika yang telah tiba di Prancis, membuat para pemimpin Jerman memutuskan untuk gencatan senjata mengakhiri perang. Gencatan senjata persis pukul 11, tanggal 11 bulan 11 atau dikenal dengan 11/11/11 di sebuah gerbong kereta api dekat Kota Compiegne, Prancis.
Catatan: 22 tahun kemudian Hitler balas dendam dengan memaksa Prancis menyerah di gerbong yang sama saat Jerman menyerah.
Berakhirnya perang ditandai dengan Perdamaian Versailles. Pasca kekalahan Jerman, semua negara musuh memiliki kepentingan berbeda. Inggris ingin menciptakan perimbangan kekuatan dan menjaga kekaisaran, Prancis ingin mengiris-iris Jerman, Italia ingin mengambil wilayah yang dijanjikan pada mereka, Amerika ingin membangun dunia liberal.
Amerika dan Kemarahan Negara Pemenang
Presiden Amerika, Woodrow Wilson melahirkan 14 poin dalam perjanjian damai. Substansi poin tersebut adalah menginginkan perdamaian yang penuh maaf.
Sebaliknya, justru negara-negara sekutu Amerika tidak menginginkan itu. Mereka ingin agar mencegah kembalinya kekuatan Jerman yang dapat membahayakan mereka.
Presiden Prancis menghujat 14 poin Wilson dengan menyebut “Tuhan hanya punya 10 perintah” (10 firman Allah dalam keyakinan Katolik).
Poin lain Wilson adalah di masa mendatang mengarahkan pada perjanjian-perjanjian terbuka yang diketahui global. Ini membuat marah Italia, Inggris, Prancis yang sering membuat perjanjian rahasia. Dalam konferensi tersebut, Italia walkout karena tidak setuju.
Inggris dan Prancis sangat kecewa dan marah poin yang dibawa Wilson. Itu akan mempersulit mereka untuk membagi wilayah Utsmani di Timur Tengah.
Perjanjian damai tersebut melahirkan Liga Bangsa-Bangsa (pendahulu Perserikatan Bangsa-Bangsa). Bekas-bekas Kekaisaran Utsmani diberikan mandat pada Inggris dan Prancis untuk mengaturnya. Pembagian wilayah tersebut juga melanggar janji antara bangsa Arab dan Yahudi yang membuat konflik Israel – Palestina meletus hingga saat ini.
Bersambung: Maka Hitler pun Bangkit…