KORANNTB.com – Invasi Rusia terhadap Ukraina telah memasuki bulan ketiga sejak Putin mengumumkan perang pada Rabu 23 Februari 2022 pagi. Perang tersebut telah memakan banyak korban dan hingga kini belum ditemukan solusi mengakhiri konflik.

Perang Rusia-Ukraina memantik perhatian dunia. Eropa dan Barat paling getol mengecam aksi Kremlin yang terus menginvasi Ukraina tanpa ada tanda berakhir.

Sementara di jagat maya dalam negeri, netizen Indonesia yang pada awalnya tidak mengetahui konflik Rusia-Ukraina, mendadak menggali informasi soal perang tersebut. Dukungan informasi dari media, membuat warganet cepat menelan informasi soal Rusia-Ukraina.

Alhasil, dukungan terhadap Rusia menggema di media sosial. Kata “Ura!” mendadak menjadi viral.

Beragam komentar netizen membanjiri media sosial menyatakan dukungan terhadap langkah Putin yang disebut melindungi negaranya.

Dukungan terhadap Rusia oleh netizen Indonesia hampir semuanya dilatari dengan kebencian terhadap Amerika Serikat dan sekutu yang dituding melakukan standar ganda menyikapi perang Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel. Satu sisi AS mengecam invasi Rusia, namun terhadap konflik Palestina justru mendukung Israel.

Tidak banyak netizen Tanah Air membenci Ukraina, bahkan tidak mengetahui sejarah panjang negara bekas negara satelit Uni Soviet tersebut. Namun, merasa ketidakadilan Barat membuat netizen Indonesia mendukung langkah Rusia.

Media nasional di awal perang tidak begitu merespon invasi Rusia sebagai sebuah kejahatan. Baru belakangan ini muncul berita-berita yang mendukung kemerdekaan Ukraina dari invasi Rusia, dan kekejaman perang Rusia begitu mengetahui jumlah korban sipil di Ukraina.

Media-media kecil maupun blogger yang meraup cuan dari berita pro Rusia, mendadak berubah atau berhenti menulis berita dukungan terhadap invasi Rusia begitu Google Adsense mengeluarkan ‘ultimatum’ menangguhkan Adsense mereka jika memuat berita yang menyetujui invasi atau mendukung invasi Rusia dan membantah kejahatan perang Rusia pada Ukraina.

Netizen China

Serupa dengan netizen Indonesia, netizen China juga marak melakukan gelombang kampanye pro Rusia.

Disadur dari DW, kedekatan hubungan media kedua negara mempengaruhi sikap netizen China. Media China selalu membuat rujukan berita bersumber dari media Rusia yang tentunya pro Rusia.

Bahkan, media pemerintah China dan influencer mereka rajin membuat narasi menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkonspirasi terhadap aksi protes pro-demokrasi di Hongkong pada 2019.

Awalnya, sejak pertama invasi sikap netizen China sangat acuh terhadap perang tersebut. Namun beberapa hari berselang, otoritas setempat menerbitkan perintah resmi kepada media untuk mengutip sumber resmi media China yang menjalani hubungan baik dengan media Rusia. Dari sana terbentuk narasi pro Rusia.

Bahkan, akun media dan kementerian luar negeri memposting berita palsu terkait Volodymyr Zelensky kabur dari Kiev saat perang. Di hari ketiga invasi, muncul influencer membuat berita palsu bagaimana AS mendanai Brigade Azov berperang membela Ukraina dan mengalihkan dana juga untuk membiayai demonstrasi di Hongkong pada 2019.

Meskipun China menyebut sikap mereka netral dalam perang Rusia-Ukraina, namun fakta di media sosial China jauh berbeda. (red)

Foto Ilustrasi (Pexels)