KORANNTB.com – Migrant Care Jakarta bersama Migrant Care NTB menggelar pelatihan literasi dan inklusi keuangan untuk warga Lombok di Hotel Jayakarta, Lombok Barat, 10 hingga 11 Oktober 2022.

Pelatihan tersebut menyasar 20 perempuan mantan atau purna pekerja migran.

Pelatihan menghadirkan perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lalu Sofyan Arrozy dan Founder and CEO Nutsafir, Sayuk Wibawati.

Pelatihan tersebut bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan terhadap 20 perempuan yang saat ini aktif pada UMKM di lima desa dan kelurahan di Lombok.

OJK memberikan pemahaman soal banyaknya produk keuangan saat ini, sehingga UMKM harus mampu menganalisa produk sesuai dengan kemampuan mereka.

UMKM yang berbasis mantan pekerja migran ini merupakan UMKM rumahan yang ingin melakukan pengembangan usahanya yang masih dikelola secara tradisonal baik produk nyang dihasilkan maupun managemen pengelolaannya sehingga dibutuhkan pengetahuan serta keterampilan agar usahanya bisa bersaing di pasar yang lebih luas.

Koordinator Migrant Care Kantor NTB,
Endang Susilowati mengatakan kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari beberapa rangkain kegiatan yang sudah didampingi oleh Migrant Care Kantor NTB.

Kegiatan berupa kegiatan Pelatihan Managemen Usaha yang dilanjutkan dengan kunjungan ke Rumah Kemasan dan langsung memesan packing yang lebih bagus untuk produk yang dihasilkan.

“Terlebih dahulu dengan melakukan konsultasi di rumah kemasan, dan untuk memotivasi pelaku UMKM, dilakukan study banding ke beberapa tempat yang memiliki kemiripan usaha untuk melihat proses produksi, higienis lingkungan tempat produksi, Packing serta strategi pemasaran yang dilakukan oleh UMKM yang dikunjungi,” ujarnya, Rabu, 12 Oktober 2022.

Dalam proses pelatihan tersebut antusias peserta cukup tinggi, khususnya berdiskusi terkait  permasalahan di masyarakat yang berkaitan dengan lembaga keuangan. Seperti misalnya keterlambatan saat mengangsur akan dilakukan pencabutan sepeda motor secara sewenang-wenang dan juga memberlakukan suku bunga yang cukup tinggi.

Kemudian asuransi yang sudah dibayar tetapi ketika akan mengklaim sulit sekali untuk bisa cair. Masalah lainnya, jika menabung di bank, lebih banyak biaya administrasinya dibandingkan jasanya.

“Ada juga beberapa strategi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pembiayaan dengan memanfaatkan tokoh agama, tokoh masyarakat yang cukup berpengaruh sehingga masyarakat tertarik untuk berinvestasi,” ujar Endang menjelaskan banyak masalah pada pelaku UMKM di NTB.

Menjawab itu, Perwakilan OJK Lalu Sofyan Arrozy menjelaskan penarikan kendaraan tanpa membawa identitas berupa id card dan surat tugas dari lembaga keuangan, tidak diperbolehkan dan dapat dilaporkan ke OJK.

Dia juga menjelaskan terkait suku bunga ada ambang batasnya dan dikeluarkan oleh OJK. Namun, internal lembaga keuangan bisa memberlakukan jenis suku bunga seperti harian, mingguan atau bulanan.

“Banyak lembaga asuransi yang kolap dan merugikan nasabah yang juga menjadi perhatian OJK untuk memperketat pengawasannya,” katanya.

Sementara, pihak Nutsafir menjelaskan bagaimana strategi membangun usaha yang fokus dengan bahan baku kacang-kacangan, bagaimana membangun strategi pemasaran, membuka jaringan dan melakukan evaluasi hasil penjualan dari satu kios ke kios lainnya.

Nutsafir juga menjelaskan cara menemukan komposisi yang pas sampai dengan menemukan rasa yang sesuai dengan selera pasar.

Nutsafir adalah usaha kue berbahan biji-bijian yang dari Lombok. Aneka rasa dari hasil pertanian di NTB meliputi jagung, lebui, mente, kopi, kelapa kering, melinjo hingga almon.

Sayuk merupakan perempuan kelahiran Blitar yang memulai usaha kue dari nol. Ibunya seorang mantan pekerja migran. Dia mengawali usahanya dengan modal kecil dari orang tua.

Awalnya dia menjalankan bisnis rumahan. Namun ketekunan dan kegigihannya mampu membawa dirinya menjadi pengusaha sukses. Kini Nutsafir memiliki sembilan varian rasa. Seluruh pekerjanya adalah warga Lombok.

Uniknya, setiap kemasan produk kue yang dijual bergambar destinasi wisata di Lombok. Itu sekaligus untuk mempromosikan wisata di NTB, sehingga orang-orang yang membeli produknya, akan tertarik melihat keindahan Lombok dari kemasan. (red)