2. Posisi Semu Matahari

Kontribusi dari posisi semu matahari masih bergerak ke selatan ekuator yang berdampak pada penyinaran matahari relatif lebih intens dibandingkan wilayah lainnya. NTB termasuk daerah tersebut.

3. Kecepatan Angin

Kecepatan angin juga berkontribusi membuat suhu di NTB lebih panas. Angin yang kurang akan mempengarugi kondisi suhu udara, sehingga menyebabkan panas.

“Untuk kecepatan angin di bulan September lalu didominasi oleh angin dari arah selatan dengan kecepatan 5 knot atau pada katagori ‘Sedikit Berangin’ baik di Lombok dan di Sumbawa,” ujarnya.

4. Tutupan Awan

Sedikitnya tutupan awan membuat sinar matahari akan langsung memancar ke permukaan bumi. Awan berfungsi untuk menghalau sinar matahari. Namun di musim kemarau, intensitas awan berkurang yang membuat permukaan bumi akan terpapar langsung oleh sinar matahari tanpa dihalangi awan.

Penyebab awan berkurang, karena kondisi suhu muka air laut di NTB cukup dingin. Itu membuat sulit terjadi penguapan air laut yang dapat membentuk awan.

5. Kelembapan Udara

Kelembapan udara juga berpengaruh terhadap suhu. Saat udara sedang panas dan kelembapan udara tinggi, maka udara di sekitar sudah mengandung banyak uap air, sehingga keringat pada tubuh manusia tidak dapat menguap dengan cepat dan akhirnya membuat suhu lebih panas atau biasa disebut gerah.

Sebaliknya, jika udara panas ditambah kelembapan udara rendah maka udara di sekitar tidak mengandung banyak uap air, sehingga membuat suhu udara terasa lebih dingin.