Sementara, Prakirawan Stasiun Klimatologi NTB, Bastian Andarino mengatakan pada dasarian III Februari berbeda dengan dasarian II (tanggal 11-20) Februari di mana NTB jarang mengalami hujan.

“Curah hujan di wilayah NTB pada dasarian II (tanggal 11-20) Februari 2024 secara umum dalam kategori Rendah (0 – 50 mm/das) hingga tinggi (151 – >300 mm/das). Sifat hujan pada dasarian II Februari 2024 di wilayah NTB bervariasi kategori Bawah Normal (BN) hingga katagori Atas Normal (AN),” ujarnya.

El-Nino Melemah

Untuk kondisi atmosfer,  hasil monitoring ENSO terakhir menunjukkan indeks ENSO (+1.99) terpantau berada pada kondisi El-Nino Sedang (kondisi El-Nino sudah berlangsung selama 27 dasarian). Prediksi indeks ENSO akan menurun secara gradual mulai Maret 2024, hingga mencapai nilai negatif mulai Juni 2024. Sedangkan nilai anomali SST di Samudera Hindia menunjukkan nilai IOD sebesar (+0.22). Kondisi IOD netral  setidaknya hingga pertengahan tahun 2024.

Aliran masa udara didominasi angin baratan, belokan angin terjadi di sepanjang ekuator. Sistem tekanan rendah terlihat di perairan barat Sumatera. Dibandingkan dengan klimatologisnya, angin baratan umumnya lebih kuat, kecuali di Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, dan NTT.

Angin Baratan/Monsun Asia diprediksi terus  mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia, namun demikian pada bulan April angin dari Tenggara mulai aktif terutama di atas Jawa, Bali, NTB-NTT dan Papua Selatan.

MJO aktif di fase 8 dan 7 hingga awal dasarian II Februari 2024 kemudian diprakiraan tidak aktif hingga awal dasarian III Februari 2024. MJO berkaitan dengan potensi pengurangan awan hujan di wilayah Indonesia.