KORANNTB.com – Ratusan masyarakat di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat menolak deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatakan Indonesia (KAMI). Ratusan massa berorasi menolak deklarasi tersebut di halaman Islamic Center Mataram, Selasa, 29 September 2020.

Deklarasi KAMI rencananya akan digelar di Pondok Pesantren Islahuddin Lombok Barat dalam waktu dekat.

Penolakan tersebut lantaran massa menduga KAMI dapat memecah belah persatuan Indonesia dengan isu-isu komunis. Apalagi Indonesia saat ini tengah menghadapi bencana non alam pandemi COVID-19.

“Kami tegas menolak kehadiran KAMI NTB, setelah melakukan kajian bahwasanya kami mengindikasi KAMI bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Koordinator Umum Aksi, Ahyar Rosidi.

Dia mengatakan kehadiran KAMI di NTB berdampak terhadap citra Pulau Lombok yang terkenal dengan toleransi.

“NTB sudah harmonis, Apalagi Pulau Lombok dengan pulau seribu masjid sudah aman. Ini muncul kelompok yang berkedok gerakan moral padahal ada kepentingan di baliknya,” tegasnya.

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Mataram, Hamidi, mengatakan deklarasi KAMI penuh dengan pertanyaan.

“KAMI lahir di tengah kondisi negeri sedang bersama saling merangkul untuk melawan COVID-19. Tentu munculnya KAMI di tengah ancaman COVID-19 menjadi pertanyaan besar bagi anak negeri,” katanya.

“Saya melihat KAMI serupa dengan gerakan makar dan ingin menjatuhkan pemerintah yang sah secara konstitusional, hal tersebut menjadi ancaman baru bagi negara kesatuan republik Indonesia,” ujarnya.

Aksi penolakan juga dilakukan oleh Aliansi Pemuda Nusa Tenggara Barat. Koordinator Aksi, Parwadi mengatakan menolak keras kelompok-kelompok yang  dinilai memecah belah umat di Pulau Seribu Masjid.

“Kami tidak ingin ada kelompok atau aliansi-aliansi yang ingin memecah belah bangsa dan umat. Jika ada yang ingin memecah belah maka langkahi mayat kami,” ungkapnya.

Sementara itu, orator, Solihin mengatakan banyak kelompok yang ingin memecah belah kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

“Akhir-akhir ini ada banyak gerakan yang memprovokasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Jangan sampai kita terprovokasi dan ikut menjadi kelompok peruntuh bangsa,” tegasnya.

Ia menegaskan, Nusa Tenggara Barat itu provinsi yang damai dan menjaga persatuan.

“Jangan ada lagi penjahat-pejabat, kelompok-kelompok kita itu satu. Yaitu bangsa indonesia yang harus kita jaga,” lanjutnya.

Senada dengan itu, Sekretaris PGK NTB mengatakan bahwa Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia merupakan sekumpulan orang yang harus ditolak kehadirannya.

“Kita menolak dengan tegas koalisi aksi menyelamatkan indoensia, indonesia baik2 saja. KAMI itu kumpulan anak2 yang ingin deklarasi,” tegasnya.

Korlap Aksi, Al-mukmin Betika menilai kehadiran KAMI menimbulkan konflik besar di Nusa Tenggara Barat.

“Kepentingan politik, gerakan aksi menyelamatkan indoensia. Keharusan kami di NTB memunculkan konflik besar. Kami dari Aliansi Pemuda Bersatu NTB kehadiran KAMI mengatakan KAMI memunculkan konflik besar,” ungkapnya. (red)