KORANNTB.com – Proyek pembangunan perumahan Sembung Palace di Desa Sembung, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, kian membuat petani menderita. Petani di sana kesulitan mengairi sawah mereka karena irigasi rusak akibat proyek PT Maulana Raya Lombok tersebut.

Amak Murni, salah satu petani asal Dusun Karang Anyar, Sembung Barat, terpaksa harus membuat ulang saluran irigasi akibat saluran irigasi sebelumnya rusak akibat proyek perumahan.

Sejak proyek tersebut mulai berjalan, Amak Murni sudah mengkhawatirkan nasip sawah yang sehari-hari digarap olehnya. Betul saja, proyek tersebut merusak irigasi dan membuat padi di sawah kesulitan mendapatkan air. Amak Murni terpaksa harus beralih menanam singkong. Bahkan dia juga membuat saluran irigasi sendiri sebagai alternatif mengairi sawah.

“Lihat saja sekarang kondisi sawah kita, sangat kering. Dulu sebelum ada proyek itu sawah selalu banyak air. Sekarang irigasi rusak,” ungkapnya, Sabtu, 3 Agustus 2019.

Amak Murni di tengah teriknya panas matahari, terus memacul tanah membuat saluran irigasi. Meskipun saluran irigasi buatannya mengairi air yang tidak sebanyak saluran irigasi sebelumnya.

“Mau gimana lagi pak. Padahal saya sudah lama bertani. Apalagi ini di daerah subur,” ucapnya.

Diduga, saluran irigasi milik petani sengaja dirusak agar petani mau menjual sawah mereka pada pengembangan.

Sawah yang digarap Anak Murni memang bukan miliknya, namun dia menggarap sawah milik orang, di mana pemilik sawah tersebut enggan menjual sawahnya pada pengembangan.

“Ini sawah sudah beberapa kali ditawarkan untuk dibeli. Tapi pemiliknya enggak mau, karena ini daerah subur,” jelasnya.

Memang benar sawah di Desa Sembung merupakan lahan produktif yang seharusnya bebas dari pembangunan perumahan. Lahan tersebut juga merupakan sawah berkelanjutan atau sawah abadi yang tidak boleh digusur untuk proyek permanen.

Kami berupaya mengkonfirmasi pada pengembangan dari PT Maulana Raya Lombok, namun saat dihubungi melalui telepon, panggilan kami tidak kunjung diangkat. (red)