Ada Tari Tanpa Busana, Mahasiswa Desak Metzo Senggigi Ditutup
KORANNTB.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus di Mataram menggelar aksi di Polda NTB, Selasa, 25 Februari 2020.
Mahasiswa meminta pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus tarian tanpa busana di Metzo Exclusive Club (MEC) Karaoke di Senggigi Lombok Barat.
“Maka dari itu kami aliansi Cipayung Plus mnegeceam pemerintah atau birokrat di Lobar. Polda NTB harus menutup Cafe Metzo,” kata seorang orator dari PMII Kota Mataram.
Menurut massa praktik asusila di tempat hiburan malam sangat merusak brand wisata halal yang dibangun NTB. Massa meminta polisi menangkap semua yang terlibat menyediakan penari striptis dan memeriksa cafe-cafe yang menyediakan praktik seperti itu.
“Hari ini kita berada di Polda NTB untuk mengecam keras salah satu cafe di NTB. Ini sangat menciderai NTB. Kami terus menyampaikan sampai izinnya ditutup,” katanya.
Sebelumnya, Ditreskrimum Polda NTB menangkap dua PS di Metzo yang diduga melakukan tarian tanpa busana. Selain itu seorang papi yang menyediakan PS turut diamankan.
Owner Metzo, Ni Ketut Wolini, sebelumnya telah memberikan klarifikasi soal penggerebekan tarian striptis tersebut. Dia mengatakan tidak mengetahui adanya praktik asusila di Metzo.
“Saya memang owner Metzo, dengan kejadian itu kami sama sekali tidak tahu dan tidak memberikan hal-hal yang melanggar hukum kepada karyawan kami. Perusahaan kami di Metzo sudah ada rambu-rambu tidak boleh melanggar hukum, tetapi kalau ada yang melanggar sama sekali kami tidak tahu,” katanya. (red)