KORANNTB.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB telah melakukan recofusing core untuk SMK di NTB. Semua SMK hanya dibatasi untuk membuka dua bidang agar lebih fokus.

SMKN 2 Selong di Lombok Timur memilih untuk fokus pada bidang tataboga atau kuliner dan busana. Para siswa akan dilatih untuk menekuni dua bidang tersebut.

Pada SMKN 2 Selong terdapat ruangan khusus dengan nama Sanggar Busana SMKN 2 Selong. Di sana terdapat 22 mesin jahit dan mesin lainnya untuk memproduksi busana.

Para siswa fokus berlatih dan mempraktekkan menjahit busana. Mulai dari seragam sekolah hingga pesanan dari dinas dibuat oleh para siswa SMKN 2 Selong.

Kepala SMKN 2 Selong, Sahlan mengatakan para siswa dengan dipandu guru membuat seragam sekolah. Bahkan SMKN 2 Selong bekerjasama dengan UMKM di bidang industri tenun untuk membeli potongan tenun yang akan digunakan pada seragam yang dibuat para siswa.

Itu tentunya sangat menguntungkan UMKM yang konsen di bidang penenunan.

“Bukan berarti menutup peluang dunia industri, tapi kita sebagai mitra penenun. Contoh industri UMKM buat tenun, dan kami membeli tenun untuk bahan membuat baju,” kata Sahlan ditemui di SMKN 2 Selong, Lombok Timur, Jumat, 7 Oktober 2022.

Hebatnya, SMKN 2 Selong diminta untuk membuat peci oleh BKD Lombok Timur. Nantinya semua dinas akan menggunakan peci yang dibuat khusus oleh SMKN 2 Selong dengan motif tenun.

“Kami juga ada pesanan songkok untuk BKD Lombok Timur. Kami bekerjasama dengan penenun Pringgasela. Kehadiran kami tidak mengambil alih sepenuhnya tapi bagaimana UMKM terbantu,” ujarnya.

Tidak semua produk bisa diselesaikan dengan cepat, sehingga solusi bermitra dengan penenun adalah pilihan tepat.

Selain para siswa, SMKN 2 Selong juga mempekerjakan alumni mereka untuk membuat busana. Ini tentunya sangat menguntungkan bagi alumni.

“Mereka (siswa) sekaligus praktik dan terus meningkatkan keterampilan mereka. Alumni ada kemampuan bagus, kita pekerjakan. Begitu juga siswa yang memiliki kemampuan atau skill,” ujarnya.

SMKN 2 Selong dapat menjadi ujung tombak industrialisasi yang menjadi program NTB kepemimpinan Zul-Rohmi. Untuk masuk ke dunia industri, SMKN 2 Selong tengah mengupayakan proses Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

“Arahnya akan ke industri. Praktik yang siswa buat bisa menjadi kesempatan. Ini meningkatkan skill mereka dan termotivasi bisa berkembang. Supaya bisa menjual ke luar maka kita sedang proses BLUD,” katanya.

Sahlan mengapresiasi kebijakan Dikbud NTB yang membentuk dua core, sehingga sekolah dapat fokus pada dua bidang tertentu.

“Kebijakan Dikbud NTB mewajibkan sekolah membuat dua core atau bidang. Kebijakan itu muncul untuk membuat sekolah lebih mudah. Kalau terlalu banyak core tidak terpusat. Lahirlah kebijakan recofusing core. Karena kita sudah Teaching Factory (TEFA) diberikan core tataboga dan busana,” jelasnya.

Kaprodi Bidang Desain Produksi Busana (DPB) SMKN 2 Selong, Lativa mengatakan saat ini para siswa tengah membuat empat jenis seragam sekolah.

“Seragam putih untuk atasannya, seragam coklat, seragam jurusan dan seragam olahraga,” katanya.

Pesanan peci nantinya akan terus berkelanjutan, sehingga para siswa akan terus berlatih kemampuan mereka.

“Nanti akan berkelanjutan karena semua instansi dan dinas di Lombok Timur akan pakai peci ini dengan tenun khas Pringgasela,” ujarnya.

Dia mengatakan, seragam sekolah didesain oleh para guru di bagian busana. Kemudian diajukan ke kepala sekolah. Selepas itu akan diedarkan ke Kaprodi lain untuk pemilihan warna yang tepat.

Bakery dan Frozen Food

Selain tekun pada bidang busana, SMKN 2 Selong juga fokus pada bidang kuliner. Pada sekolah tersebut juga memiliki laboratorium kuliner.

Pada ruangan tersebut, para siswa juga sibuk untuk proses membuat kue untuk dipasarkan. Saat ini pemasaran masih di lingkungan sekolah dan ritel modern terdekat.

“Potensi pasar akan terus kita cari. Kita pasarkan ada di Alfamart, lewat UD, koperasi dan di lingkungan sekolah,” kata Sahlan.

Di bidang kuliner ini, SMKN 2 Selong fokus pada bakery atau roti dan makanan beku atau frozen food.

“Spesialisnya mengarah ke bakery dan frozen food. Oleh sebab itu alat-alatnya mengarah pada bakery dan frozen food,” katanya.

Sebelumnya SMKN 2 Selong mendapat bantuan alat yang khusus untuk mengembangkan frozen food. Sehingga fokus para siswa membuat frozen food dan roti.

Kaprodi Tata Boga/kuliner, Baiq Puput Darmiyanti mengatakan para siswa bidang Tata Boga mempelajari makanan Indonesia, makanan oriental atau makanan Asia.

“Kita ajari bagaimana membuat masakan Indonesia, masakan oriental dan masakan kontinental. Karena kita sama-sama tahu, NTB merupakan daerah pariwisata yang sering dikunjungi orang asing,” ujarnya.

Pemahaman tentang kuliner dapat membantu mengembangkan daerah pariwisata di NTB. Para wisatawan yang datang tidak melulu ditawarkan dengan masakan lokal, tapi juga masakan kontinental maupun masakan Asia atau oriental.

Selain masakan tersebut, para siswa juga dilatih membuat fusion food atau masakan gabungan lebih dari satu negara yang tertuang dalam satu hidangan.

“Ya kita juga ajarkan fusion food, yaitu masakan campuran yang memadukan dua atau lebih masakan dari budaya yang berbeda,” katanya. (red)