KORANNTB.com – Kemiskinan di Lombok Barat masih menjadi masalah dari waktu ke waktu. Potret kemiskinan terlihat dari seorang warga Kelurahan Dasan Geres Kecamatan Gerung Lombok Barat. Kakek Samsiah yang hidup bersama seorang cucu perempuannya berusia 10 tahun.

Kakek Samsiah bekerja sebagai pencari rumput untuk pakan sapi tetangga. Dia hanya diupah Rp20 ribu dan bekerja hanya dua kali dalam seminggu. Artinya seminggu hanya mendapatkan Rp40 ribu.

Istri Kakek Samsiah telah lama meninggal. Dia memiliki seorang anak perempuan yang telah menikah. Namun menantunya meninggal dibunuh orang, sehingga anaknya harus merantau meninggalkan dia dengan cucunya.

Anaknya hanya mengirim uang Rp500 ribu setiap dua bulan sekali. Kondisi tersebut yang membuat Kakek Samsiah harus berusaha keras mencari nafkah untuk cucu kesayangannya.

Bahkan,kakek dan cucunya setiap harinya hanya makan nasi dengan sambal dan garam karena tidak mampu membeli lauk.

“Saya hanya tinggal berdua dengan cucu saya. Pekerjaan saya mencari rumput untuk sapi milik orang. Seminggu dua kali cari rumput. Diupah hanya 20 ribu jadi makan pakai sambal dan garam aja,” kata Kakek Samsiah.

Kakek dan cucunya sering kelaparan dan meminta nasi ke tetangga. Sang cucu kesayangannya yang masih duduk di bangku kelas 5 SD tidak pernah merasakan jajan di kantin sekolah. Alih-alih memiliki uang jajan, untuk makan sehari-hari pun kadang tidak ada.

Kakek Samsiah juga kadang mencari rongsokan untuk dijual. Namun kondisi fisik yang sudah tua ditambah panas menyengat kadang menjadi halangan untuk dia mencari nafkah.

“Kadang saya keliling cari rongsokan di jalan. Dibayar Rp15 ribu,” ujarnya.

Banjir Bantuan

Setelah viral kondisi Kakek Samsiah dan cucunya di media sosial, bantuan dari masyarakat terus mengalir. Rumahnya dipenuhi dengan kebutuhan pokok sumbangan dari masyarakat.

Banyak beras, telur, mie instans, minyak goreng, biskuit hingga alat dapur disumbangkan oleh masyarakat.

Koordinator Satgas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Dinas Sosial Provinsi NTB, Muhammad Hizam mengatakan untuk kebutuhan pokok Kakek Samsiah saat masih terpenuhi berkat bantuan masyarakat.

“Bantuan pokok sudah sangat banyak. Beras telur mie dan segalanya dari berbagai relawan sudah sangat banyak,” katanya, Jumat 29 September 2023.

Dia juga telah berpesan kepada RT dan kepala dusun setempat untuk barang sumbangan yang sifatnya mendesak atau tidak tahan lama dapat dijual sebagian dan uangnya dapat digunakan Kakek Samsiah sebagai tabungan.

Dia menjelaskan saat ini Kakek Samsiah dan cucunya tidak memiliki data administrasi kependudukan (Adminduk) sehingga sulit mengakses bantuan. Hizam mengatakan saat ini telah berkoordinasi dengan Dukcapil setempat untuk menerbitkan Adminduk.

“Kakek itu tidak memiliki Adminduk. NIK juga berbeda dengan yang ada. Kita sudah komunikasi dengan Dukcapil untuk membantu supaya Adminduk diperbaharui,” ujar dia.

Dinsos juga tengah berkomunikasi agar cucu Kakek Samsiah dapat ditempatkan ke pusat layanan anak di Majeluk agar pemenuhan hak atas pendidikan terjamin, namun Kakek Samsiah belum mengizinkan karena enggan berpisah dengan cucu kesayangannya.

Bantuan sembako dari masyarakat

Renovasi Rumah

Hizam mengatakan rumah Kakek Samsiah memang masih kokoh, namun ventilasinya sudah rusak dan butuh untuk segera direnovasi.

Dia mengatakan TNI telah berencana untuk merenovasi rumah Kakek Samsiah agar menjadi layak untuk dihuni.

“Danrem sudah perintahkan anak buahnya untuk melakukan renovasi rumah. Kabar dari Babinsa tadi memang ada rencana pihak TNI melakukan renovasi rumah,” kata dia.

Jika rumah telah direnovasi nanti, pihak Dinas Sosial akan menyumbang kasur, bantal hingga selimut untuk kakek dan cucunya.