KoranNTB.com – Empat bulan lamanya Lombok dan Sumbawa berada dalam masa pemulihan, pascagempa hebat melanda Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada akhir Juli lalu. Selama itu pula, rangkaian program wakaf yang digulirkan Global Wakaf hadir membersamai masyarakat Lombok dan Sumbawa di fase pemulihan ini. Perlahan, ekonomi umat mulai bangkit.

Bendera kebangkitan ekonomi pada momentum pemulihan pascabencana di NTB ini dikibarkan setinggi-tingginya. Global Wakaf secara resmi meluncurkan program-program wakaf unggulannya, Selasa (11/12). Mengusung tema “Rangkai Kemanfaatan, Segerakan Kebaikan”, acara tersebut diselenggarakan di Islamic Center, Kota Mataram, NTB.

Peluncuran resmi program-program Global Wakaf dihadiri oleh Ahyudin selaku Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) sekaligus Presiden Global Islamic Philanthropy (GIP), N. Imam Akbari sebagai Presiden Global Wakaf Foundation (GWF), serta Insan Nurrochman selaku Presiden Direktur Global Wakaf Corporation (GWC). Hadir pula Hendry Soedijarto selaku Komisaris Utama PT Trihamas Syariah, perusahaan yang sebagian sahamnya diwakafkan dan dikelola oleh Global Wakaf Foundation melalui Global Wakaf Corporation. Acara ini juga dihadiri oleh Direktur Utama Bank NTB Syariah Kukuh Raharjo dan Sekda Provinsi NTB Rosiadi Sayuti.
Hadirnya rangkaian program wakaf di NTB dan wilayah lainnya di Indonesia tidak terlepas dari ikhtiar Global Wakaf dalam mengakselerasi laju pembangunan ekonomi umat. Hal ini disampaikan oleh N. Imam Akbari selaku Presiden Global Wakaf Foundation.

“Kehadiran seluruh program Global Wakaf membantu masyarakat Indonesia dengan basis unit wilayah terkecil selevel desa, baik di lokasi bencana alam maupun bencana kemanusiaan alias kemiskinan. Global Wakaf mengambil peran di sektor pangan karena secara strategis ini menyangkut hajat hidup dasar masyarakat. Indonesia adalah negeri agraris di mana kesuburan tanahnya amat bagus, bak tanah surga. Oleh karenanya, kami yakin mampu membangun kualitas hidup masyarakat Indonesia, dimulai dari sektor pangan ini, insyaAllah,” papar Imam.

Di sektor pangan, Global Wakaf menggulirkan rangkaian program seperti Sumur Pertanian Wakaf, Lumbung Pangan Wakaf (LPW), dan Lumbung Ternak Wakaf (LTW). Bersama dengan program wakaf berbasis bisnis ritel, yakni Warung Wakaf dan Ritel Wakaf, seluruh program membentuk rantai pangan dari hulu ke hilir. Rantai pangan ini bagian dari solusi total atas problematika umat di sektor pangan, baik dari sisi produksi, distribusi, hingga konsumsi.

“Global Wakaf Foundation beritikad menjamaahkan kemandirian ekonomi umat di sektor pangan dalam rangkaian siklus yang tak terputus,” imbuh Imam. Menurutnya, rantai pangan dari hulu ke hilir ini layaknya sebuah ekosistem yang menggerakkan produktivitas umat dengan pendekatan inovasi dan teknologi. Hal ini selaras dengan wakaf sebagai amanah Rabbaniyah di puncak piramida ekonomi Islam.

Dalam implementasinya, GWF menginisiasi Global Wakaf Corporation (GWC) yang mengelola aset wakaf berupa korporasi bisnis dan sosial dengan spirit Bring Your Asset to Jannah. “Amanah wakaf sebagai kunci kejayaan umat  menuntut standar akuntabilitas yang berlipat dan kinerja kreativitas program berkualitas tinggi  dibandingkan filantropi Islam lainnya. Inilah yang mendorong GWF menginisiasi GWC bisnis dikelola secara profesional dengan prinsip itqonul amal. Dengan demikian, akselerasi ekosistem wakaf bisa segera terbangun agar berjuta  kebaikan bisa segera dirasakan seluas-luasnya,” terang Insan Nurrochman selaku Presiden Direktur Global Wakaf Corporation.

Saat ini, sekitar 201 Sumur Wakaf/Sumur Pertanian Wakaf telah tersebar di 79 kabupaten/kota di Indonesia. Di Blora, Sumur Wakaf dimanfaatkan warga untuk konsumsi harian dan mengairi lahan pertanian mereka. Petani yang menggarap lahan pertanian tersebut turut dibina dan diberdayakan melalui program Lumbung Pangan Wakaf (LPW). Tidak hanya itu, rantai wakaf juga mengangkat kesejahteraan peternak lokal melalui Lumbung Ternak Wakaf (LTW).

Blora menjadi salah satu contoh sukses dari praktik wakaf produktif yang terintegrasi, mulai dari Sumur Pertanian Wakaf, LPW, dan LTW. “Alhamdulillah, di Blora kita bisa lihat bagaimana kesejahteraan jasmani dan rohani bertransformasi dengan pendekatan program wakaf komprehensif, berkelanjutan, dan terintegrasi dengan profit dan benefit. Insyaallah berkah dunia dan akhirat” ujar Insan.

Baik LPW dan LTW setidaknya sudah menjangkau 44 desa di 8 kabupaten/kota di Indonesia, memproduktifkan 3600 Ha lahan sawah dengan melibatkan lebih dari 12.000 petani/peternak. Sementara itu, penguatan sektor pangan ini diperluas dengan kehadiran 29 Warung Wakaf dan Ritel Wakaf di Lombok dan Jabodetabek. GWF menargetkan pendirian masing-masing 100 Warung Wakaf di Lombok, Palu, dan Jabodetabek, hingga Februari 2019 mendatang.

Imam T. Saptono selaku Wakil Ketua BWI yang turut hadir dalam acara tersebut, menyambut baik peluncuran resmi program-program Global Wakaf. Ia mengapresiasi tinggi ikhtiar Global Wakaf dalam membangun perekonomian dan kesejahteraan umat melalui sejumlah program wakaf yang produktif dan inovatif.
“Paradigma wakaf yang dibangun oleh Global Wakaf dengan memadukan para stakeholder wakaf dalam suatu network, yang memadukan sektor hulu dan hilir. Ini memberikan harapan baru bagi perwakafan nasional. Harapannya wakaf dapat kembali menjadi pilar ekonomi umat, yang membawa kesejahteraan dan kemartabatan umat,” tutur Imam T. Saptono.

Ekosistem wakaf yang tersebar di seluruh Indonesia ini telah meluaskan maslahat yang dirasakan oleh 281 ribu penerima manfaat. Wakaf terus merangkai manfaat, menyegerakan kebaikan untuk masyarakat luas. Insya Allah, wakaf perlahan menggerakkan energi produktivitas umat, menuju masyarakat yang mandiri dan berdaya. (red)