Muhammad Awaludin, M.H
(Dosen Ilmu Falak dan Astronomi UIN Mataram)

KORANNTB.com -Covid-19 atau yang kita kenal dengan Virus Corona merupakan virus yang berstatus Pandemik, artinya sebuah virus yang telah menjangkiti seluruh belahan dunia tanpa terkecuali di Indonesia. Wabah virus Corona ini menjadi sebuah momok yang sangat menyeramkan bagi masyarakat dunia, bagaimana tidak setiap harinya hampir ratusan bahkan mungkin ribuan orang meninggal di seluruh belahan dunia akibat virus Corona atau Covid-19.

Imbauan dan upaya pemerintah Indonesia baik pusat maupun daerah dalam mencegah penyebaran virus ini telah dilakukan secara maksimal. Namun kebiasaan, kesadaran dan kewaspadaan kita sebagai masyarakat nampaknya belum satu suara. Sehingga penyebaran virus ini tidak lagi dapat terkontrol bahkan sekarang telah menjangkit hampir seluruh wilayah Indonesia.

Data update per 5 April 2020, total pasien Covid-19 di Indonesia yaitu 2.273 Orang dengan rincian 1.911 orang Positif Covid-19, 164 Orang pasien dinyatakan sembuh dan 198 Orang meninggal dunia.

Sementara itu, kasus Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB) dari akun Instagram @humasntb tanggal 2 April 2020 total ada 1402 kasus dengan rincian 1.357 ODP (Orang Dalam Pemantauan), 39 PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan 6 Orang Positif Covid-19. Tak berselang lama, melalui konferensi pers dan di muat dalam halaman web KoranNTB.com, Gubernur NTB kembali mengumumkan bahwa pertanggal 3 April 2020 kasus orang yang positif terjangkit covid-19 menjadi 8 orang. Hal ini menunjukkan bahwa penularan virus Covid-19 atau Corona ini masih terjadi dan kesadaran serta kewaspadaan masyarakat haruslah meningkat.

Berbagai pakar, ahli dan profesor dari bidang medis, kesehatan masyarakat ataupun ahli lainnya turun tangan untuk menuntaskan kasus virus ini namun belum juga bias mereda. Bahkan universitas-universitas ternama di Indonesia tururt menawarkan berbagai macam teori dan langkah dari segala macam bidang ilmu untuk meredam virus ini, namun faktanya penyebarannya terus meningkat setiap harinya. Pertanyaanya: “Kapan Wabah Virus Corona ini akan Selesai ?”

Jika Ikatan Alumni Departemen Matematika Universitas Indonesia (UI) telah membuat model untuk menghitung waktu di mana pandemi corona mereda. Maka penulis, juga menawarkan teori prediksi kapan wabah pandemi Corona ini akan mereda, yaitu dengan ilmu klimatologi.

Menukil dari pernyataan Al Imam Ibnu Hajar Al Asqolani dalam kitabnya Kitab Badzlu al Maun Fi Fadhli al Thaun, beliau menerangkan bahwa: “Pada umumnya wabah penyakit yang terjadi di negara-negara kaum muslimin sepanjang sejarah, terjadi selama musim semi kemudian diangkat pada awal musim panas.”

Lalu bagaimana jika kita tarik pernyataan Al Imam Ibnu Hajar Al Asqolani ini untuk menjawab kapan wabah (covid-19) ini akan berakhir? Maka kita ambil dua kata kunci yaitu musim semi dan musim panas.

Musim semi dan musim panas masuk dalam pembahasan Ilmu klimatologi, yaitu ilmu yang mempelajari terkait perubahan iklim dan cuaca. Melalui ilmu ini kita akan coba menafsir perkataan Al Imam Ibnu Hajar Al Asqolani terkait wabah Covid-19 ini. Pertama, Klimatologi Internasional yaitu ilmu yang membagi musim di dunia menjadi empat musim (musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin). Jika menggunakan ilmu ini maka musim semi dimulai dari tgl 21 Maret – 21 Juni dan musim panas dimulai dari tgl 21 Juni – 21 September (belahan bumi utara). Sehingga, jika berpatokan pada teori ini maka wabah (Covid-19) ini  akan mereda pada bulan Juni 2020.

Kedua, Klimatologi Nasional yaitu ilmu yang membagi musim di Indonesia menjadi dua musim (musim hujan dan musim panas). Jika menggunakan ilmu ini maka kita tidak mengenal istilah musim semi, jadi fiokusnya pada kapan awal musim panas terjadi. Musim hujan dimulai bulan Oktober – April dan musim panas dimulai bulan April – Oktober. Sehingga, jika berpatokan pada teori ini maka wabah (Covid-19) ini baru akan berhenti di pada bulan April 2020.

Ketiga, Klimatologi Tradisi (Sasak) yaitu ilmu tradisi masyarakat Sasak yang berkaitan dengan musim (mangse). Ilmu ini, juga tidak mengenal istilah musim semi dan hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan (mangse ketaun) dan musim panas (mangse kebalit). Mangse ketaun dimulai bulan November – April dan Mangse kebalit dimulai bulan Mei – Oktober. Perhitungan ini didasarkan pada warige dan Kalender Rowot Sasak. Sehingga, jika berpatokan pada teori ini maka wabah (Covid-19) ini baru akan berhenti di pada bulan Mei 2020.

Namun sekali lagi, ini hanyalah upaya membaca ayat-ayat semesta, karena segala sesuatunya datang dari kehendak Allah dan akan kembali pula atas kehendak Allah.
wallahu a’lam.(red)