KORANNTB.com – Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengingatkan agar bersiap-siap beberapa hari ke depan terjadi peningkatan jumlah pasien positif.

Itu karena hasil rapid test telah dilakukan terhadap 1.157 klaster Gowa di NTB. Hasil test cepat tersebut sebanyak 327 orang menunjukkan hasil reaktif atau sangat besar berpotensi terpapar Corona.

“Kami sudah mendata teman-teman cluster GOWA jumlahnya lebih dari 1000an. Dan hasil rapid test sementara sudah 367 yang reaktif. Biasanya yang reaktif ini lebih dari 50 persennya jadi positif,” katanya, Selasa, 21 April 2020.

“Artinya kita harus siap-siap di beberapa hari ke depan terjadi lonjakan jumlah yang positif. Tetapi tentu lebih baik menyalakan lilin dari pada kita mengutuk kegelapan. Daerah-daerah yang kebetulah sudah cukup banyak yang reaktif harus segera menyiapkan diri dan masyarakat harus secara psikologis disiapkan untuk menerima kenyataan ini,” ujarnya.

Klaster Gowa jalani tes cepat, 367 menunjukkan hasil reaktif

Meskipun demikian, Gubernur mengatakan kabar baiknya semua klaster Gowa telah teridentifikasi, sehingga meminimalisir terjadinya transmisi lokal atau penyebaran Coronavirus di daerah ini.

“Banyak yang terkejut ketika lonjakan yang positf Korona naik begitu cepat di tempat kita. Mestinya kita tidak perlu terkejut karena cluster-cluster alhamdulillah sudah teridentifikasi. Dan dengan sudah teridentifikasi insyaallah kita jadi lebih mudah menanganinya,” ujar Zulkieflimansyah.

Dia mengatakan, klaster Gowa adalah pasien terbanyak positif COVID-19 karena jamaah tablig yang pergi ke Gowa melakukan interaksi fisik dengan salam-salaman.

“Salah satu cluster yang banyak terkena wabah ini adalah saudara-saudara kita jamaah tablig (JT) yang kebetulan mengikuti acara di Gowa. Saya kebetulan pernah ikut aktivitas jamaah tablig ini, sebuah komunitas yang luar biasa dan bekerja dgn penuh cinta dan keikhlasan,” ujarnya.

“Kalau kebetulan banyak anggota JT yang terpapar positif, tentu bukan karena kesengajaan. Tapi karena komunitas ini guyub, sering berjabat tangan dan sering bersama-sama. Inilah yang membuat penularan COVID-19 di JT jadi lebih cepat. Menyalahkan teman-teman JT tentu tidak tepat, dan teman-teman JT yang kebetulan pernah ke Gowa juga harus terbuka dan sadar bahwa COVID-19 ini bukan aib dan bisa disembuhkan. Sehingga tak perlu bersikeras untuk tidak mau dites atau diperiksa,” jelasnya.

Gubernur mengatakan, di lokasi isolasi selama dua pekan pasien akan diberikan vitamin dan diminta berolahraga dengan teratur. Itu akan mempercepat proses penyembuhan.

“Menyembuhkan yang positif COVID-19 ini tidak susah. Isolasi 14 hari, makan makanan yg sehat, cukup vitamin C dan E, berolah raga dll insyaallah sembuh. Berikut kami sampaikan data dari cluster Gowa, bukan untuk bikin panik tapi agar kita lebih dini menyiapkan diri. Ini insyaallah bisa disembuhkan dan diselesaikan,” katanya. (red)