Tidak Pakai Lama, Semua dibantu dan Semua Diurus

Maka, jadilah jejak-jejak masyarakat yang dibantu Ruslan Turmuzi pun terserak dimana-mana di Lombok Tengah. Aneka macam bentuknya. Mulai dari bantuan untuk pondok pesantren, bantuan msyarakat petani, bantuan masyarakat untuk perbaikan jalan, perbaikan saluran irigasi, perbaikan jalan lingkungan, atau juga berbagai macam santunan.

Ruslan Turmuzi saat berbagi dengan sesama

Dan semua proses bantuan-bantuan itu kata TGH Muhammad Adam, tidak ada yang pakai lama. Semua dibantu. Semua diurus.

“Hari ini kita sampaikan permasalahan masyarakat kepada beliau. Maka beliau sudah langsung action,” katanya.

Lain di Kopang, lain pula di Praya. Muhammad Zakir, Bendahara Pembangunan Masjid Jamik Guru Bangkol, Praya, menuturkan bagaimana kontribusi Ruslan Turmuzi dalam pembangunan masjid di Gumi Tatas Tuhu Trasna.

“Nyaris tidak terhitung berapa pembangunan masjid dimana Pak Ruslan memberi kontribusi,” kata Zakir.

Kontribusi terbesar Ruslan tentu saja pada pembangunan Masjid Jamiq, yang merupakan salah satu masjid tertua di Lombok. Masjid ini adalah masjid bersejarah. Dibangun pada tahun 1.800-san. Kini sedang dipugar. Dan sedikitnya akan menelan anggaran Rp 26 miliar.

Sebetulnya masjid tersebut adalah milik Pemkab Loteng. Oleh seluruh tokoh masyarakat, Ruslan kemudian didaulat menjadi ketua pembagunan. Kini, masjid tersebut hampir rampung dan sudah fungsional. Menjadi salah satu masjid yang megah di Pulau Seribu Masjid.

“Sangat banyak beliau membantu pembangunan. Bukan hanya kebutuhan uang dan anggaran. Yayasan bahkan dibantu mobil oleh Pak Ruslan,” katanya.

Zakir juga tahu. Bahwa Kecamatan Praya bukanlah daerah pemilihan Ruslan Turmuzi. Tali, masyarakat dapil utara dibantu. Masyarakat dapil selatan juga dibantu. Tidak dibeda-bedakan. Tidak dipilih-pilih.

“Saya rasa, hanya beliau anggota dewan yang begini. Kalau yang lain ini kan pilih-pilih. Beliau tidak,” katanya.

Bahkan katanya, mereka yang baru kenal pun bisa langsung bisa dibantu. Jangankan yang sudah kenal lama. “Dengan spontan disiapkan. Bahkan tidak selalu pakai dana aspirasi. Beliau memakai dana pribadi,” katanya.

Masih di Praya. Salehudin Rais memberi cerita. Bagaimana SMA Ponpes Darul Muhajirin juga mendapat bantuan perangkat komputer dari Ruslan Turmuzi. Bantuan komputer tersebut sungguh bermanfaat untuk para siswa di sana. Mengingat ujian nasional untuk para siswa saat ini memang berbasis komputer. Tidak lagi berbasis kertas dan pensil seperti sebelumnya.

Hal yang sama juga dirasakan Alimudin, pimpinan Ponpes di Desa Kabul, Lombok Tengah. Para siswanya sangat merasakan kemanfaatan bantuan yang diberikan Ruslan di pondok pesantren tersebut.

“Sungguh kami bersyukur dipertemukan dengan beliau,” kata Alimudin.

Ruslan bahkan kata dia, bukanlah figur yang susah ditemui. Bukan susah dihubungi. Bahkan untuk orang yang tidak dikenal sebelumnya bisa datang meminta bantuan. Bukan melulu soal uang. Sebab, Ruslan acap membantu dalam banyak hal. Semisal mereka yang tidak mampu tapi berkeinginan melanjutkan studi. Maka Ruslan mencarikan bantuan beasiswa.

Untuk membantu pondok pesantren juga begitu. Tidak ditanya apakah pondok pesantren tersebut milik Nahdlatul Ulama, Nahdlatul Wathan, atau Darul Muhajirin, atau Ponpes mana. Semua dibantu tanpa pandang bulu.

Pun begitu soal Ruslan yang selalu berada di tengah-tengah masyarakat. Ruslan kata Alimudin, tidak hanya turun ke masyarakat saat reses.

“Hari-hari lain pun Pak Ruslan blusukan dan menyerap aspirasi masyarakat di Lombok Tengah,” katanya.

Selanjutnya…