KORANNTB.com – Indeks labilitas sebagian besar wilayah di NTB menunjukkan adanya kondisi udara labil yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif.

Itu menjadi penyebab potensi hujan lebat di wilayah NTB. Kondisi atmosfer yang labil menjadi penyebab terbentuknya awan yang menyebabkan potensi hujan.

Berdasarkan analis BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid di Praya, kelembaban udara pada lapisan 850mb hingga 500mb di sebagian besar wilayah NTB, berkisar antara 50% – 99 %.

“Hal tersebut berperan mendukung terjadinya pertumbuhan awan hujan yang memberikan dampak masih adanya potensi hujan dalam tiga hari ke depan di beberapa wilayah NTB,” tulis BMKG Stasiun Meteorologi ZAM dalam keterangan pers, Jumat, 3 Juni 2022.

Masyarakat NTB diimbau agar selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologis seperti hujan lebat dan angin kencang.

“Misalnya saat angin kencang, bagi pengendara lebih baik menepi terlebih dulu untuk menghindari risiko jika terjadi pohon tumbang ataupun baliho tumbang. Kemudian banjir tanah longsor dan lain-lain,” katanya.

Potensi gelombang tinggi 2 meter di perairan NTB juga perlu diwaspadai. Nelayan diminta untuk tidak memaksa diri melaut saat cuaca buruk.

“Bagi para nelayan juga perlu mewaspadai gelombang tinggi di wilayah perairan sekitar NTB. Perlu diwaspadai tinggi gelombang yang mencapai 2 meter atau lebih, jangan memaksakan melaut jika cuaca buruk,” ujarnya.

Sebelumnya, BMKG Stasiun Geofisika Mataram juga meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan lebat dan cuaca ekstrem di NTB karena fenomena La Nina moderat masih terjadi di tahun ini.

Kondisi La Nina diprediksi akan terus berlangsung hingga akhir tahun. Periode musim kemarau ini akan akan ada kemungkinan cuaca ekstrem seperti potensi hujan lebat dan angin kencang. (red)

Foto: ilustrasi