KORANNTB.com – Korea Utara atau Korut menjadi perhatian pasca serangan Iran ke Tel Aviv Israel. Negeri yang dipimpin Kim Jong-un itu pernah memantik kemarahan negara-negara Eropa khususnya AS karena kedapatan bekerjasama dalam membuat rudal.

Pada 2021 lalu PBB mengungkapkan fakta bawah tahun 2020 Korut dan Iran terlibat kerjasama rahasia dalam pembuatan rudal. Laporan PBB itu bahkan diserahkan ke Dewan Keamanan PBB.

Dalam laporan PBB, Korea Utara disebut memasok peralatan nuklir dan balistik ke Iran. Korut disebut telah melanggar beberapa resolusi nuklir. Pembuatan senjata mematikan yang bersifat rahasia sangat ditentang PBB.

Kala itu Iran membantah kerjasama rudal dengan Korut dan menyebut data PBB palsu untuk menyudutkan mereka.

Saat ini belum ada tanggapan Korut soal serangan Iran ke Israel. Korut sebelumnya sempat membuat geger negara-negara Eropa karena baru-baru ini mengumumkan untuk siap perang.

Korut Siap Perang

Baru-baru ini, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un meminta militernya bersiap untuk perang.
Kim mengatakan sekarang adalah waktunya untuk berperang.

Korut sebelumnya membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina dengan imbalan bantuan proyek militer strategis.

Kim terlihat sering melakukan uji coba senjata dan uji coba peluncuran rudal balistik jarak menengah hipersonik baru.

Kesiapan perang Korut buntut provokasi Amerika Serikat yang sering kali melakukan latihan militer di Korea Selatan.  Diketahui saat ini Korsel dan Korut masih memiliki hubungan yang memanas. Dua negara tersebut tidak pernah secara resmi berdamai.

Serangan Iran

Iran bersikukuh serangan terhadap Israel pada Sabtu kemarin merupakan balasan terhadap serangan Israel pada konsuler mereka di Damaskus yang menewaskan tujuh perwira militer Iran. Hingga saat ini Israel mengaku tidak bertanggung jawab dalam serangan tersebut.

Iran juga mengancam mempersiapkan serangan lebih mematikan jika Israel mengancam kedaulatan mereka.

Disadur dari The Jerusalem Post, kepala staf angkatan bersenjata Mayor Jenderal Mohammad Bagheri mengatakan kepada TV pemerintah agar AS tidak ikut campur dalam perang mereka.

“Respon kami akan jauh lebih besar dibandingkan aksi militer malam ini jika Israel membalas terhadap Iran,” katanya.

Dia memperingati AS tidak ikut campur jika tidak ingin pangkalan-pangkalan AS menjadi sasaran berikutnya.

Komandan Korps Garda Revolusi Islam, Hossein Salami, juga memperingatkan Teheran akan membalas setiap serangan Israel terhadap kepentingan, pejabat, atau warga negaranya.

“Mulai sekarang, jika rezim Zionis menyerang kepentingan, aset, tokoh, dan warga negara kami pada titik mana pun, maka mereka akan menghadapi serangan balik dari dalam Republik Islam Iran,” kata Salami, menurut Press TV.